Apa itu Sextuple dalam Sepakbola dan Siapa yang Pernah Mencapainya?
situsberitabola.com – Sextuple adalah prestasi langka dalam sepakbola profesional: memenangkan enam gelar utama dalam satu periode kalender. Format typical-nya mencakup liga domestik, piala domestik, UEFA Champions League, Super Cup UEFA, Piala Super domestik, dan Piala Dunia Antarklub.
Hingga hari ini, hanya dua pelatih yang mencapai sextuple: Pep Guardiola dengan Barcelona pada 2009, dan Hansi Flick bersama Bayern Munich pada musim 2019–20 .
Guardiola sebagai pelatih Barcelona menang La Liga, Copa del Rey, UEFA Champions League, UEFA Super Cup, FIFA Club World Cup, dan Spanyol Super Cup. Kemudian Flick mengulang rekor yang sama bersama Bayern dengan kemenangan di Bundesliga, DFB-Pokal, Champions League, UEFA Super Cup, Piala Dunia Antarklub, dan DFL Supercup di musim yang sama.
Prestasi dan Gaya Kepelatihan Guardiola & Flick
Pep Guardiola memulai fenomena sextuple bersama Barcelona pada 2009 dengan filosofi “total football modern”, pressing tinggi, dan kontrol bola penuh. Ia membangun tim yang tak hanya menghasilkan tapi juga menghibur, mencetak skor besar serta dominasi tak terkalahkan sepanjang musim .
Hansi Flick membuktikan kecepatan kebangkitan taktis di Bayern: meski hanya melatih satu musim penuh sejak November 2019, ia mengubah performa Bayern menjadi tak terkalahkan di Liga Champions, menang dominan melawan Barcelona dan PSG, hingga sextuple tercapai pada awal 2021 .
Kedua pelatih ini unik karena memimpin tim yang berbeda gaya, namun sama-sama memaksimalkan skuat penuh bintang dan filosofi kolektif yang berorientasi pada kemenangan di setiap ajang.
Luis Enrique dan Peluang Sextuple Bersama PSG
Musim 2024–25, Luis Enrique berhasil membawa PSG ke prestasi spektakuler: juara Ligue 1, Coupe de France, dan gelar UEFA Champions League pertama dalam sejarah klub. Kini mereka sedang dalam perjalanan untuk menambah dua trofi lagi: UEFA Super Cup dan Piala Dunia Antarklub .
Jika PSG berhasil memenangkan kedua gelar tersebut, maka Luis Enrique akan menjadi pelatih ketiga sepanjang sejarah sepakbola yang telah meraih sextuple—bergabung ke dalam klub eksklusif Guardiola dan Flick .
Rekor ini makin terasa relevan ketika Enrique menyatakan bahwa kesuksesan PSG berasal dari etos tim, bukan sosok individu—sebuah filosofi yang mirip dengan dua pemenang sebelumnya. Dia menegaskan: “Kami ingin 11 bintang di lapangan, bukan satu atau dua…”—menekankan pendekatan kolektif tim, yang esensial dalam pencapaian eksklusif ini.
Peta Tantangan ke Sextuple: Analisis Jadwal dan Potensi Gelar
Pada tahap saat ini PSG sudah memastikan empat gelar utama: liga domestik, piala domestik, Liga Champions, dan sudah mengantongi UEFA Super Cup. Dua gelar tersisa—Piala Dunia Antarklub dan Super Cup domestik—sedang menunggu kesempatan di final melawan Chelsea .
Enrique menegaskan bahwa final Club World Cup keluar-masuk sebagai ujian terakhir untuk menggenapi catatan sejarah. Namun ia juga memperingatkan focus tinggi dan menghormati tim lain seperti Chelsea yang dianggap “complete” dan sekelas dalam fisik dan taktik .
Ambisi PSG serta evaluasi tim All Star juga terlihat dari keputusan mengganti banyak superstar seperti Messi, Neymar, dan Mbappé dengan pemain lebih muda yang promosi pas ide strategi Enrique—menunjukkan keberanian transformasi total dalam mencapai prestasi tertinggi .
Pelatih Masa Depan? Kenapa Luis Enrique Layak Masuk Daftar Pendek
Luis Enrique kini secara resmi masuk sebagai kandidat kuat pelatih yang akan meraih sextuple ketiga dalam sejarah. Dia sudah menyamai pencapaian dua pelatih legendaris lainnya, dengan gaya adaptasi sangat fleksibel—memimpin dua klub besar berbeda, Barcelona dan PSG, dengan tren sukses konsisten oleh treble di 2015 dan 2025 .
Dengan pendekatan percaya pada kerja tim dan tidak pura-pura jadi sentral, ia menciptakan keseimbangan antara pengalaman dan budaya kolektif—mirip apa yang dilakukan Guardiola dan Flick dalam era mereka masing-masing.
Apabila PSG memenangkan dua gelar tersisa, nama Luis Enrique akan dihormati setara Pep Guardiola dan Hansi Flick—keluarga kecil pelatih yang pernah memecahkan rekor ekslusif dunia sepakbola.
Respons Media & Ekspektasi Publik Setelah Semifinal
Media dunia dan suporter sekarang telah memasukkan Luis Enrique ke dalam daftar pendek calon pengusaha sejarah sepakbola. Berbagai artikel menyebut bahwa PSG siap menjadi tim ketiga yang meraih sextuple, dan Enrique sebagai motifator besar transformasi klub sapertos itu .
Media juga memperingatkan bahwa performa tetap tidak boleh bawah kendur. Enrique sendiri menolak terlalu banyak pujian dan lebih memandang kritik sebagai bentuk motivasi dan refleksi profesional—“Saya lebih baik saat dikritik daripada dipuji” .
Ekspektasi kini tumbuh tinggi: PSG tak hanya ingin menang, tapi ingin menyelesaikan musim terbaiknya; dan Enrique sudah siap untuk berdiri sejajar dengan dua legenda di sejarah sepakbola modern.
Hingga kini, hanya Pep Guardiola dan Hansi Flick yang pernah meraih sextuple sepakbola. Kini Luis Enrique punya peluang langka untuk menjadi pelatih ketiga yang mencatat sejarah itu dengan PSG, setelah memenangkan enam gelar utama dalam satu tahun kalender.
Dengan gaya tim-first, filosofi perkembangan, dan transformasi penuh pada skuat PSG, Enrique menunjukkan bahwa dia bukan hanya sukses di masa lalu—tapi juga calon ikon sejarah sepakbola masa depan.